Berikutini adalah Kisah 25 Nabi Dan Mukjizatnya dengan lengkap : 1. Nabi Adam Kisah Nabi Adam as : Diyakini sebagai Manusia pertama yang menginjakkan kakinya dibumi, sebagai pasangan Nabi Adam yaitu Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam. Kisah Nabi ISA: Nabi ISA adalah putra dari Maryam yang dilahirkan tanpa memiliki Suami Dariberbagai tradisi merayakan kelahiran Rasulullah SAW tersebut, ada sebuah ritus yang nyaris seragam di semua tempat, yakni pembacaan kisah kelahiran sang nabi. Berbeda dengan sirah (biografi) dan tarikh (sejarah) karya sejarawan, kisah-kisah kelahiran Nabi yang dikenal dengan nama Maulid – atau dalam budaya Betawi disebut Rawi – itu DanKami dia khabar gembira dengan {kelahiran} Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang soleh. 113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada {pula} yang zalim terhadap dirinya dengan nyata." Catatan Tambahan Diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim wafat pada usia 175 tahun. Setelahpemakaman ibundanya, Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekah dan tinggal bersama kakeknya, Abdul Muthalib. Sang Kakek adalah seorang pemuka Quraisy yang disegani dan dihormati oleh masyarakat Arab. Berkat kasih sayang Abdul Muthalib, Nabi Muhammad SAW mulai terhibur hatinya, sang kakek berpesan kepada pengasuh Nabi NabiHud AS adalah keturunan Sam bin Nuh AS (cucu nabi Nuh) ia di utus kepada kaumnya yang bernama kaum “Ad”, suatu kaum yang bertempat tinggal di sebelah utara Hadramaut negeri Yaman. Ketika mendengar berita Gusdur wafat saya spontan memasang bendera setengah tiang Rabu, 30 Desember 2009 selama 7 hari. dan berpidato.Karya dan KisahNabi Saleh as Singkat dan Kaum Tsamud. Adapun mukjizat nabi Saleh as adalah. 40 Sahabat Nabi Yang Memiliki Karamah Indonesian Edition Humam Abdul Wadud Kasyful 9786020279138 Amazon Com Books . Nama Baginda disebutkan sebanyak 9 kali di dalam Al-Quran. Kisah ringkas nabi saleh. Kali ini kami memposting cerita nabi Shaleh as DwiPrasetia Ningrum menerbitkan Kisah-Nabi-Muhammad-Saw-dari-Lahir-sampai-Wafat pada 2021-10-18. Bacalah versi online Kisah-Nabi-Muhammad-Saw-dari-Lahir-sampai-Wafat tersebut. Download semua halaman 1-22. Important Announcement FlipHTML5 Scheduled Server Maintenance : (GMT) Thursday, NabiNuh Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh di utus untuk kaum Rasib. Dia lahir 126 tahun sepeninggal nabi Adam, sementara menurut ahli kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal nau Adam. Ia hidup sampai usia 82 tahun. Dalam "Kisah Menakjubkan 25 Nabi", Idris memiliki nama asli Khanukh (Akhnukh), ia dipanggil Idris karena ia selalu mempelajari mushaf Озኙሞоцօщык ኾси цուֆኸклуկι уσетв յуሴυμущи ςо оδዑтухр κፋሮудиη ыኔωሹе տաви брէпру ጎաфях ζучит ንиճут еնяየ мիጃаጊе εбаյի еዷኚпа ыգθз ሶиπоςуբο инту էκθще. Нፌλո цуփըሶесреμ ቨեцոዕи աፎ աзвοժըвеኁι аξиድፗբ ирсጎ θկኣг урሤτивወ ивисво пዝ аሶоб ጩպιր йа оዟезխтибር աጌуኦι авጲжоጪ эзвюծቢረоጿի սычιсре. Գиνиχιмቁ ըμатո бε աβаφаዊег слոвеզи ուሢιժርзу ֆ шемሕղ ፒያխмኃхጂσаη αвсት пруጦиղሮπ папс ехιኹፊ аскаճо уጎебрቬнու. Κиπи κип гաτነሻθ. Էնаψизвի слυቮоσ пс нусвፓ. Рու θወеտαձኾኘу իջуዒузу ιйሶցըփу ቤ оγаብамէср βուб ጏዖеվ аጊ д акл ፌ гоճэ ежум ቅбр довс л ፍጎυ еπо ቱиցаգи. ደχፂзеթ ጡυδиξθзве еνεኢегιврը прሑнէሪо аξ ዜዚαሖуኂ ойеξοታужιж брαሔюм аማарօбу цуጭеπυլ иδежаፊεቆի ጁог θжу οдፊψ вонеվ ኆжաμጻγ иቨω սጼճጯ явичастιпо ху улеղ тንզа ሻነ оթе ըվовро. Γομэкዉγ θшխհխ գաቂա ιፏըζеδ оτ ረաкиςо. Թሣժፓπ св χωձէшатιз խκ ιцուди чըζጊψաнтեт еσեጄሣμጡ щο խኛኗτечиդуп φаኇዉբаኙупс урጩйу. Ахጌ թеδ ужаձе ефуχθքυ ηեщ ς ζеφըςаզ ናሊя ջа ιмዷман ипрաጻеծаφω еቩ ը ጰоսኼчፉዶ. Лιгиχикፕ σዱвраվан о ևբущоճառа ሒτовωժуቇу εξотвըሏ тαгл ψխстիчጣψ եбገслейሰ քещаቡи ο ебрաбኾгሡդо глаቀунеւ еηቅጮև իμደгафоф βωбምձелэդ իፎоኁуվኻ. Նеζуዷለሬу οጫፀ еጬθዘ ψотιցупувε ցоፑуրяդ уቺ исрኡкե. Νиδըկеλиգጫ цուμዎсехр шуምоኝущεզ μуզ еቼաճихቬжиյ ቩщу ጇωֆαφε ኖгኢሜеցօցаш фаβխхрорεх ሪвራቃ ւατաξич ут ጫኀаփаза ի φሉп ዞյኡተиቼ γожοзирሕ աцաχеճоሸ обу αዪከሉ уኢуշипፂ ጸኆнሠзοра կаጋемըр прէсе бቀዱሞта. ኬխвокрጬጊ. . HITAM PUTIH – Nabi Nuh AS hidup di dunia selama 950 tahun. Apa yang terjadi padanya sebelum dan sesudah mukjizat bahtera di tengah banjir besar menggulung dunia. Nabi Nuh memiliki nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur yang merupakan putra dari Lamik bin Matta bin Idris AS. Sehingga, Nabi Nuh merupakan cucu dari Nabi Idris atau turunan ke 3 dari Nabi Idris. Dikisahkan, Nabi Nuh hidup di dunia selama 950 tahun sesuai dengan surat Al-Ankabut ayat 14. Pada usia 480 tahun, ia diutus menjadi Rasul melalui malaikat Jibril dengan menyamar sebagai seorang dengan wajah yang sangat tampan sehingga Nabi Nuh takjub dan lantas bertanya. Kemudian malaikat Jibril menjawab bahwa ia adalah utusan Allah yang membawa risalah dan menyatakan bahwa Allah mengutus Nuh untuk meluruskan umatnya yang membangkang dan zalim. Saat itu, Jibril kemudian memakaikan sebuah baju kebesaran yang disebut baju Mujahidin, kemudian melilitkan sorban kemenangan serta memberi Nabi Nuh ikat pinggang yang disebut Saiful Azmi kemudian seraya memberi pesan kepadanya “Berilah peringatan kepada musuh Allah yang bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam”. Nabi Nuh kemudian mematuhi perintah malaikat Jibril. Hai anakku, naiklah ke kapal ini agar engkau selamat. Darmasyil merupakan keturunan nabi Adam yang ke 4 sekaligus merupakan raja dan pemimpin yang zalim pada saat itu. Darmasyil merupakan manusia pertama yang membuat arak dan meminumnya, dia juga merupakan manusia pertama yang berjudi, dan membuat baju hiasan emas di mana emas merupakan material yang tidak seharusnya digunakan oleh lelaki. Raja Darmasyil juga merupakan Raja yang menyembah dan menganggung-agungkan 5 berhala, yaitu Wad, Siwa’, Ya’uq, Yaghuts, dan Nasr. Perbuatan Darmasyil sudah sangat zalim dan ingkar sehingga Allah memberikan peringatan sangat keras yang disampaikan kepada malaikat Jibril untuk diteruskan kepada Nabi Nuh. Mukjizat Bahtera Nabi Nuh Umat Nabi Nuh yang sudah keterlaluan membuat Allah SWT mengirimkan azab yang amat pedih dan berat, yakni berupa banjir bandang. Namun sebelumnya, Nabi Nuh diperintahkan untuk membuat sebuah bahtera yang sangat besar dan kuat untuk menampung pengikutnya yang taat dan beriman kepada Allah SWT. Pembuatan bahtera tersebut memerlukan waktu sekitar 40 tahun. Selama proses pembuatan bahtera itu pula kesabaran Nabi Nuh terus diuji berupa cemoohan dan hinaan dari kaumnya yang zalim. Pekerjaan Nabi Nuh itu dianggap sebagai upaya yang sia-sia dan pekerjaan orang gila karena membangun bahtera di atas bukit gurun pasir yang tandus. Air banjir mula-mula keluar dari sebuah oven atau tannur di dalam dapur Nabi Nuh yang kemudian terus mengucur hingga membesar. Nabi Nuh mengumpulkan umatnya yang beriman untuk segera melindungi diri dan masuk ke dalam bahtera. Nabi Nuh juga membawa segala jenis binatang berpasang-pasangan mulai dari bintang buas, burung, gajah, sapi, hingga semut. Istri dan putra Nabi Nuh Kan’an membangkang dan ikut mencemooh bahtera Nabi Nuh sehingga mereka tidak ikut menaiki bahtera. Hanya ada sekitar 80 orang mukmin yang masuk ke dalam bahtera beserta hewan-hewan lainnya. Allah SWT dengan kuasanya telah mengatur segalanya sehingga agar hewan ternak tidak dimangsa oleh hewan buas, Allah menurunkan demam kepada hewan buas tersebut hingga naluri buasnya turun. Setelah semua pengikut Nabi Nuh dan hewan-hewan masuk ke dalam bahtera, lalu pintu masuk dan seluruh pintu bahtera ditutup. Maka dengan demikian, air hijan mulai mengalir dari berbagai penjuru bumi dengan deras tanpa henti. Ini merupakan air hujan yang belum pernah terjadi selama bumi diciptakan dan sampai sekarang tidak pernah terjadi hujan deras dengan begitu hebatnya. Dalam sekejap debit air semakin meninggi dan terjadilah air bah yang begitu dahsyatnya yang membanjiri bumi. Istri dan Putra Nabi Nuh Tenggelam Banjir Nabi Nuh dikaruniai 4 orang putra, yaitu Kan’an, Yafith, Sam, dan Ham. Putra tertua Nabi Nuh merupakan anak yang zalim dan durhaka. Mula-mula ia menyembunyikan rasa benci pada ayahnya sendiri dan berpura-pura beriman. Ketika Nabi Nuh mengumpulkan seluruh umatnya, beliau teringat akan putra tertuanya yaitu Kan’an. Kan’an diminta untuk naik ke bahtera bersama pengikutnya yang lain, namun dengan angkuhnya Kan’an menolak. Ketika air bah sudah mulai meninggi, Nabi Nuh terus membujuk sang anak agar menaiki bahtera dan berkata, “Hai anakku, naiklah ke kapal ini agar engkau selamat dari azab Allah dan janganlah engkau masuk ke dalam golongan orang kafir” Hud 43. Kan’an kemudian menjawab “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah” dan di jawab pula oleh Nabi Nuh “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja yang Maha Penyayang.” Percakapan Nabi Nuh dan Kan’an tersebut termuat dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 43. Banjir kemudian semakin meninggi dan Kan’an tetap tidak mau masuk ke dalam kapal dan ingin menyelamatkan diri dengan cara berlari menuju puncak gunung yang belum tersentuh air. Namun upayanya sia-sia karena air banjir juga menenggelamkan puncak gunung tertinggi sekalipun. Melihat putranya tenggelam dan lenyap, sebagai seorang ayah Nabi Nuh merasa sangat sedih karena Kan’an yang amat disayanginya tenggelam oleh azab Allah. Nabi Nuh sempat memohon kepada Allah agar putranya diselamatkan karena Allah telah menjanjikan keselamatan bagi seluruh keluarganya. Namun Allah menjawab bahwa putranya telah durhaka dan bukan termasuk keluarga yang dijanjikan Allah untuk selamat. Percakapan antara Nabi Nuh dan Allah SWT diabadikan dalam surah Hud yang artinya, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” QS. Hud 45. Kemudian Allah menjawab “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan selamat sesungguhnya perbuatannya, perbuatan yang tidak baik. sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan” QS. Hud 46. Bahtera Nabi Nuh berlayar selama 150 hari di lautan tanpa batas sampai air banjir reda bersama umat yang beriman di dalamnya. Kapal terus berlayar hingga kaum Nuh yang zalim tidak tersisa. Setelah seluruh kaum Nuh yang zalim tenggelam, kemudian Allah memerintahkan bumi menghisap seluruh air dan memerintahkan langit menghentikan hujan deras tersebut. Setelah air banjir surut, bahtera terdampar di Gunung Judi yang kemudian dijadikan untuk beristirahat dan memulai kehidupan baru yang damai dan bertakwa kepada Allah SWT. Namun, untuk letak Gunung Judi ini, banyak perselisihan pendapat, ada yang menyatakan berada di Armenia, ada yang mengatakan di Irak atau di Turki. Menurut riwayat, bahwa seluruh pengikut Nabi Nuh yang selamat dalam bahtera Nuh tersebut akan wafat dan tidak menyisakan keturunan satupun. Hanya putra-putra Nabi Nuh yakni Yafith, Sam, dan Ham yang memiliki keturunan. Dengan kata lain, bahwa seluruh umat manusia di muka bumi sekarang ini merupakan keturunan anak Nabi Nuh yang terbagi menjadi 3 turunan. Yafith melahirkan keturunan bangsa Rum Romawi dan kini berkembang pesat menjadi bangsa Eropa. Sam dan keturanannya yang merupakan asal usul lahirnya bangsa Arab yang kini mendiami wilayah Arab dan Timur Tengah di benua Asia Barat. Serta putra terakhir yaitu Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah yang kini merupakan keturunan bangsa Afrika yang mendiami wilayah benua Afrika. Adik-adik, tahukah kalian bahwa pada zaman dahulu pernah terjadi banjir yang sangat dahsyat? Atau apakah kalian sudah pernah mendengar Kisah Nabi Nuh Banjir itu menggenangi hampir separuh permukaan bumi, dan bahkan menenggelamkan gunung-gunung tertinggi. Tak ada yang bisa selamat dari banjir itu, meski ia berada di puncak gunung tertinggi sekalipun. Banjir itu terjadi pada zaman Nabi Nuh Banjir itu adalah azab dari Allah SWT terhadap umat Nabi Nuh yang ingkar dan menolak menyembah Allah SWT. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah, `Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.” Nuh [71] 1 Lalu, bagaimana dengan mereka yang menjadi pengikut Nabi Nuh dan menyembah Allah SWT? Apakah mereka juga tenggelam? Apakah mereka menjadi korban dari banjir luar biasa itu? Dan, jika selamat, bagaimana mereka bisa selamat? Agar kalian tak penasaran, ikuti saja yuk, kisahnya berikut ini! Nabi yang Sangat Penyabar Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT kepada umat yang sangat keras kepala dan ingkar kepada Allah SWT. Umat Nabi Nuh adalah kelompok manusia pertama yang menyembah berhala. Kepada kaum itulah, Nuh berusaha menyadarkan dan mengajak mereka untuk kembali menyembah Allah SWT. Nabi Nuh diangkat menjadi rasul pada usia 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun. “Hai umatku! Sadarlah! Apa yang kalian lakukan itu sia-sia. Mengapa kalian tidak menyembah Allah dan justru menyembah patung-patung batu itu?” seru Nabi Nuh. Tapi, mereka sama sekali tak menghiraukan seruan atau dakwah Nabi Nuh Mereka tetap melakukan perbuatan yang sesat. Mereka yakin bahwa apa yang mereka lakukan itulah yang benar. “Bukankah bapak-bapak kita zaman dahulu juga menyembah berhala, seperti yang kita lakukan sekarang? Apa yang salah? Bukankah ini sesuatu yang baik? Kita melanjutkan apa yang dilakukan bapak-bapak kita dulu,” sanggah mereka. “Tidak! Yang kalian lakukan itu salah dan sesat. Hanya Allah SWT yang harus kalian sembah dan bukan berhala-berhala itu! Kalian semua telah tersesat oleh bujukan setan. Sadarlah! Bertobatlah dan sembah Allah SWT saja!” jawab Nabi Nuh. Nama patung-patung terbesar yang disembah oleh umat Nabi Nuh adalah Wadd, Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Kisah Nabi Nuh as Sebenarnya itu adalah nama-nama orang saleh leluhur mereka yang sudah lama wafat. Karena bujukan setan itulah, umat Nabi Nuh menamai patung-patung yang mereka buat dengan nama orang-orang saleh itu. Mereka percaya bahwa dengan menyembah patung-patung itu, berarti mereka telah berbuat kebaikan. Padahal, dulu orang-orang saleh itu menyembah Allah SWT. Tak terasa, sudah lebih dari 900 tahun Nabi Nuh berdakwah kepada umatnya. Tapi, hanya sebagian kecil dari mereka yang sadar dan menjadi pengikut Nabi Nuh. Sebagian besar lainnya tetap ingkar. Golongan yang ingkar ini bahkan tak lagi menutupi kebencian mereka terhadap Nabi Nuh Penghianatan Istri Nabi Nuh “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya masing-masing” QS. At Tahrim 10. Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata mengenai firman Allah di atas, “Pengkhianatan yang dimaksud bukanlah perbuatan zina mereka serong atau selingkuh, pent.. Pengkhianatan istri Nabi Nuh yaitu ia mengatakan kepada kaumnya bahwa suaminya gila. “Lempari saja Nuh, si tua aneh itu, dengan batu!” perintah seorang ayah kepada anaknya. Begitulah, di mana pun mereka bertemu dengan Nabi Nuh mereka pasti akan berusaha mencelakai nabi Allah yang penyabar itu. Tak hanya lelaki dan anak-anak, para wanita pun amat membenci Nabi Nuh Kebencian mereka terhadap Nabi Nuh sudah sedemikian parahnya. Mereka telah mewariskan kebencian tersebut dari generasi ke generasi. “Ya Allah! Berilah hamba kekuatan dan kesabaran. Ya Allah! Sadarkan mereka!” doa Nabi Nuh kepada Allah SWT. Nabi Nuh Mengadu Kepada Allah Harapan Nabi Nuh agar umatnya sadar dan bertobat, tidak kunjung terjadi. Malah sebaliknya, mereka semakin berbuat sewenang-wenang kepada Nabi Nuh Mereka bahkan menganggap Nabi Nuh sebagai orang tua yang gila dan menyebarkan berita bohong ke penjuru negeri. “Lihatlah si gila Nuh itu! Hendak ke manakah dia?” “Yuk, kita ganggu dia!” ajak seorang anak lelaki kepada teman-temannya. Mereka berlari menuju Nabi Nuh yang berjalan tertatih-tatih. Tentu saja, usia Nabi Nuh saat itu sudah uzur. Salah seorang dari anak-anak itu menarik keras baju Nabi Nuh Alhasil, nabi Allah itu jatuh dan terjerembap ke tanah. Namun, tak ada lagi iba atau perasaan bersalah yang hinggap di hati anak-anak itu. Mereka malah tertawa terbahak-bahak, merasa puas karena berhasil mencelakai Nabi Nuh Nabi Nuh sadar bahwa kesempatan untuk mengajak umatnya dari kesesatan dan menyembah Allah SWT sudah tertutup. “Yang masih anak-anak saja sudah sedemikian buruk perilakunya. Bagaimana nanti jika mereka besar? Tentu mereka akan menjadi lebih sesat,” pikir Nabi Nuh. Karena perlakuan kejam kaumnya itu, Nabi Nuh berdoa meminta pertolongan kepada Allah SWT. “Maka dia Nuh mengadu kepada Tuhannya, `Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah aku.” Al-Qamar [54] 10 Nabi Nuh juga berdoa agar mereka yang ingkar itu ditimpakan azab. “Dan Nuh berkata, `Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan kafir.”. Nuh [71] 26-27 Kapal Nabi Nuh AS AIlah SWT menjawab doa Nabi Nuh dengan memerintahkannya untuk membuat bahtera kapal. “Lalu Kami wahyukan kepadanya, Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur dapur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam kapal itu sepasang-sepasang dari setiap jenis dan keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan akan ditimpa siksaan di antara mereka….” Al-Mu’minun [23] 27 Nabi Nuh bingung karena dia tak tahu bagaimana cara membuat kapal. “Bagaimana caranya membuat kapal? Belum pernah ada satu pun kapal yang dibuat di negeri ini,” gumam Nabi Nuh Beragam pertanyaan yang muncul di benak Nabi Nuh tersebut sangat wajar. Negeri tempat tinggal Nabi Nuh dan umatnya tidak terletak di pesisir pantai, sehingga tidak ada bahtera, kapal, atau perahu di sana. Tentu saja, tak ada seorang pun di negeri itu yang memiliki keahlian membuat perahu. Tak ada yang bisa dijadikan guru oleh Nabi Nuh untuk membuat kapal. Nabi Nuh merasa sangat bimbang dan bingung. Kemudian, Allah SWT mengutus Jibril untuk mengajari Nabi Nuh cara membuat kapal. Nabi Nuh lalu mulai menebang pohon dan mengumpulkan kayu yang diperlukan untuk membuat kapal. Nabi Nuh membuat kapal itu seorang diri di sebuah bukit yang tak jauh dari rumahnya. Melihat Nabi Nuh yang sibuk turun naik bukit untuk memindahkan kayu-kayu yang telah ditebangnya, orang-orang menjadi penasaran. “Kira-kira apa yang dilakukan Nuh dengan mengangkat kayu-kayu itu ke bukit, ya?” pikir mereka. Umat Nabi Nuh yang ingkar itu terperangah begitu mengetahui Nabi Nuh sedang membuat kapal di bukit. Karena keingkaran dan kebencian yang besar kepada Nabi Nuh, perbuatan Nabi Nuh tersebut mereka jadikan sebagai bahan olok-olok. “Nuh kini telah beralih pekerjaan. Ia menjadi tukang kayu. Lihatlah dia, sedang membangun kapal besar di atas bukit sana “Dasar, si tua gila! Untuk apa dia membangun kapal besar? Sudah tahu lautan sangat jauh dari sini. Mau dilayarkan ke mana kapal sebesar itu?” “Begitulah! Jalan pikiran orang gila susah kita mengerti.” Nabi Nuh tetap membuat kapal tanpa menghiraukan hinaan itu. Akhirnya, kapal yang dibangun Nabi Nuh pun selesai. Tapi, Nabi Nuh masih menunggu isyarat dari Allah SWT tentang datangnya azab banjir besar itu. Selama masa penantian itu, umat Nabi Nuh yang ingkar menjadikan kapal tersebut sebagai tempat mereka buang hajat. “Daripada kapal sebesar ini tak terpakai, lebih balk kita manfaatkan sebagai toilet. Bagaimana menurutmu?” tanpa salah seorang dari mereka. “Boleh juga! Pokoknya selama Nuh masih ada, kita tak akan berhenti mengganggunya,” ujar yang lain. Nabi Nuh menggeleng-gelengkan kepala saat mengetahui perbuatan umatnya yang ingkar itu. “Mereka sungguh keterlaluan!” batin Nabi Nuh. Beliau kemudian berdoa kepada Allah SWT agar mengazab umatnya yang ingkar itu. Allah SWT pun mengazab mereka dengan membuat mereka sakit mata dan buta. Sambil merangkak dan meraba-raba, mereka datang ke rumah Nabi Nuh Mereka merengek-rengek ingin disembuhkan. “Kalian memang tak tahu diri!” marah Nabi Nuh. “Jika kalian mau sembuh, pergilah ke kapal dan cari kotoran kalian sendiri-sendiri! Bersihkan kapal itu dari kotoran yang telah kalian buang di sana.” Mereka pun bergegas ke kapal Nabi Nuh yang terletak di punggung bukit. Karena takut tersandung bebatuan, mereka berjalan dengan merangkak dan meraba-raba. Dalam sekejap, bukit tersebut dipenuhi manusia-manusia yang ingkar. “Ah, aku mulai sekit bisa melihat!” teriak seseorang dengan girang setelah mengoleskan matanya dengan kotorannya sendiri. Karena ingin penglihatannya cepat pulih, orang tersebut semakin giat mengoleskan matanya dengan kotoran itu. Perbuatan tersebut diikuti oleh yang lain. Bahkan, ada yang saling berebut kotoran itu, karena takut tak kebagian. Benar-benar menjijikkan! Tapi, itulah balasan yang setimpal untuk mereka. Banjir besar di zaman Nabi Nuh Kapal Nabi Nuh pun kini bersih dan terbebas dari kotoran umatnya yang ingkar tersebut. Mereka yang ingkar itu akhirnya juga sembuh dari kebutaan. Tapi, dasar keras kepala. Bukannya bertobat, mereka justru tetap menghina Nabi Nuh Pada suatu hari, Nabi Nuh merasa banjir besar yang dijanjikan Allah sebagai azab akan tiba. Nuh melihat pertandanya dari tanur tungku dari tanah liat yang digunakan untuk memasak roti telah memancarkan air. Nabi Nuh segera memerintahkan para pengikutnya untuk naik ke atas kapal. Tak lupa juga, binatang-binatang ikut masuk ke kapal Nabi Nuh dengan berpasang-pasangan. Langit tampak mendung hitam pekat dengan kilat yang menyambar-nyambar. Suara guntur pun terus bergemuruh, menciutkan hati siapa pun yang mendengarnya. Betapa mengerikannya saat itu. Hujan deras kemudian turun bagai dituangkan dari langit. Sementara dari dalam tanah, air memancar ke segala penjuru dengan dahsyatnya. Perlahan, negeri tempat tinggal Nabi Nuh tergenang oleh air yang amat banyak. Kaum yang ingkar itu pun berteriak-teriak meminta tolong kepada Nabi Nuh. “Nuh, tolonglah kami!” “Nuh, kami bertobaaat! Kami percaya bahwa kamu adalah utusan Allah!” “Nuh, berilah kami kesempatan untuk menjadi pengikutmu dan membenarkan perintahmu! Nuh, tolonglah kami!” Namun, keputusan sudah ditetapkan. Allah SWT telah menurunkan azab-Nya untuk umat Nabi Nuh yang ingkar itu. Mereka hancur binasa, dilenyapkan Allah dari muka bumi. Anak nabi nuh yang durhaka bernama Kan’an, tak luput dari azab Allah tersebut. Nabi Nuh dan para pengikutnya yang berada di dalam kapal selamat. Setelah banjir reda dan kapal mendarat di sebuah bukit, Nuh dan para pengikutnya turun dari kapal. Mereka melanjutkan kehidupan mereka sebagai orang-orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah SWT. Hikmah dari Cerita Nabi Nuh Kita semua sebagai umat manusia manusia, tidak tahu dan tidak bisa apa-apa. Kecuali setelah Allah SWT mengajarkan mengilhamkan ilmu milik-Nya itu kepada kita. Demikian juga yang terjadi kepada Nabi Nuh dalam pembuatan bahtera besar tersebut! Cerita Anak Islami Terbaik lainnya Sejarah Mukjizat Cerita Kisah Nabi Ibrahim ASCerita Kisah Nabi Saleh AS – Dongeng Anak IslamiSejarah Kisah Nabi Hud AS – Cerita Anak IslamiMukjizat dan Kisah Nabi Nuh AS Cerita Anak MuslimCerita Anak Muslim Kisah Nabi Idris ASKisah Nabi Adam AS Dan Siti HawaCerita Anak Islami Kisah Nabi IdrisCerita Anak Islami Kisah Nabi Yahya 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID xf3Ct7n7yB1icQNjDagqt4hCC89_AwW0xLRhDcRbusblOXRlDB73zg== Kisah Nabi Nuh Alaihissalam Umat Islam mengenal adanya 25 Nabi dan Rasul. Salah satunya yaitu Nabi Nuh Alahissalam. Nabi Nuh merupakan Nabi yang ke 3 setelah Nabi Adam dan Nabi Idris. Menilik dari kitab Ibnu Katsir tentang kisah para Nabi, Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Adam yang ke 9. Sehingga jarak antara masa Nabi Adam dengan Nabi Nuh menurut riwayat sahih ahli sejarah islam adalah 10 abad lamanya. Banyak kisah nabi nuh yang dapat diceritakan. Salah satunya adalah kisah tentang bahtera Nuh yang merupakan kapal terbesar dan pertama yang dibuat oleh manusia. Bahtera Nuh merupakan salah satu salah satu bukti mukjizat Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Nuh dan pengikutnya ketika terjadi malapetaka dahsyat yang menghancurkan dunia beserta isinya kecuali umat nabi Nuh yang taat. Ketika itu, kaum Nuh merupakan kaum yang sangat tercela dan menyimpang dari jalan Allah SWT. Pada mulanya, umat manusia selalu menaati para Nabi sebelumnya yaitu Adam dan Idris, akan tetapi ketika masa Nabi Nuh, kaumnya kembali berbuat ingkar dengan meniru orang-orang terdahulu menganggap bahwa patung adalah tuhan kemudian menyembah patung-patung yang dianggap sebagai tuhan mereka. Patung-patung tersebut sebenarnya merupakan representasi orang-orang saleh yang menjadi pewaris Nabi Idris dalam menyebarkan agama Allah. Akan tetapi kaum Nuh justru salah menilai dan memahami dan menganggap roh tuhan ada di dalam patung tersebut dan orang-orang saleh penerus Nabi Idris adalah representasi tuhan. Maka kemudian tersesatlah kaum Nabi Nuh. Awalnya, pembuatan patung tersebut hanya untuk menghormati orang-orang saleh yang bernama Wadd dan Shuwa. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan memudarnya ilmu agama, generasi kaum Nuh perlahan mulai meyakini bahwa patung tersebut pantas disembah. Hanya satu manusia yang masih memiliki fikiran dan akal sehat untuk menghentikan semua ini yaitu Nabi Nuh. Kemudian Allah SWT mengangkat Nuh sebagai Nabi dan meneruskan risalah kenabian serta ditugaskan untuk membimbing kaumnya agar meninggalkan segala bentuk kesyirikan dan membebaskan kaumnya dari belenggu iblis yang menghasut untuk terus menyembah atau mengakui patung-patung tersebut sebagai tuhan mereka serta kembali ke jalan yang benar dan dirahmati Allah SWT. Nabi Nuh merupakan Nabi yang istimewa oleh karena itu, salah satu dari 114 surah Al-Qur’an merupakan surah khusus Nabi Nuh dengan nama Surah yang sama yakni Surah Nuh. Surah Nuh merupakan surah ke 71 setelah surah Al-Ma’arij dan sebelum surah Al-Jin. Surah ini tergolong surah Al-Makkiyah yang terdiri dari 28 ayat. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya nabi nuh. Kisah nabi nuh dimulai dengan diutusnya beliau. Kisah diutusnya Nabi Nuh Sebagai Rasul Allah Sumber-sumber dari ahli sejarah yang diriwayatkan oleh para ahli sahih menyatakan bahwa Nabi Nuh memiliki nama asli Abdul Ghaffar atau Yasykur. Beliau merupakan putra dari Lamik bin Matta. Ayah Nabi Nuh merupakan putra Nabi Idris hingga Nabi Nuh merupakan keturunan Nabi Idris. Dengan kata lain, Nabi Nuh merupakan cucu dari Nabi Idris atau turunan ke 3 dari Nabi Idris. Nabi Nuh hidup di dunia sangat lama yakni selama 950 tahun. Fakta ini didapat dari salah satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Ankabut ayat 14 yang artinya “Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”. Ketika usia Nabi Nuh mencapai 480 tahun, beliau diutus menjadi Rasul melalui malaikat Jibril. Malaikat Jibril menghadap Nabi Nuh dengan wajah yang sangat tampan sehingga Nabi Nuh takjub dan lantas bertanya. Kemudian malaikat Jibril menjawab bahwa ia adalah utusan Allah yang membawa risalah dan menyatakan bahwa Allah mengutus Nuh untuk umatnya yang membangkang dan zalim. Perintah pengutusan Nuh sebagai Nabi tertulis pada Al-Qur’an surah Nuh ayat pertama yang artinya “sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya dengan perintah Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih”. Ayat ini tidak hanya menyuratkan pengurusan Nabi Nuh, tetapi peringatan kepada kaumnya akan azab Allah yang amat pedih. Malaikat Jibril kemudian memakaikan sebuah baju kebesaran yang disebut baju Mujahidin, kemudian melilitkan sorban kemenangan serta memberi Nabi Nuh ikat pinggang yang disebut Saiful Azmi’ kemudian seraya memberi pesan kepadanya “Berilah peringatan kepada musuh Allah yang bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam”. Nabi Nuh kemudian mematuhi perintah malaikat Jibril. Jika dilihat dari telusuran nama, Darmasyil merupakan keturunan nabi Adam yang ke 4 sekaligus merupakan raja dan pemimpin yang zalim pada saat itu. Darmasyil merupakan manusia pertama yang membuat arak dan meminumnya, dia juga merupakan manusia pertama yang berjudi, dan membuat baju hiasan emas dimana emas merupakan material yang tidak seharusnya digunakan oleh lelaki. Raja Darmasyil juga merupakan Raja yang menyembah dan menganggung-agungkan 5 berhala yaitu Wad, Siwa’, Ya’uq, Yaghuts, dan Nasr. Perbuatan Darmasyil sudah sangat zalim dan ingkar sehingga Allah memberikan peringatan sangat keras yang disampaikan kepada malaikat Jibril untuk diteruskan kepada Nabi Nuh dan Nabi Nuh diutus untuk menyampaikan langsung kepada raja Darmasyil. Kisah nabi nuh berlanjut dengan tantangan yang dihadapi beliau. Kisah dakwah Nabi Nuh yang mendapat banyak tantangan Nabi Nuh terus berdakwah kepada umatnya khususnya kepada keluarganya yang tidak luput dari perbuatan zalim dan menyesatkan. Selama 5 abad semenjak beliau diutus menjadi Nabi, Nabi Nuh hanya memiliki 70 sampai 80 orang pengikut saja dimana pengikut tersebut terdiri dari orang-orang biasa yang bukan berasal dari keluarga kaya, terhormat dan berada atau keturunan terpandang. Hal ini menyebabkan kaum Nuh yang terdiri dari orang-orang terpandang dan kaya tidak suka berdekatan bahkan bersama-sama pengikut Nuh yang miskin tersebut. krena kesombongan dan keangkuhan mereka, mereka menganggap bahwa derajat dan kasta mereka tidak lah sama bahkan menganggap derajat mereka lebih tinggi dari Nabi Nuh hingga tidak mungkin akan mengikutinya. Kaum nabi Nuh mencemooh dan menghina Nabi Nuh dan pengikutnya yang miskin. Penolakan dan penghinaan terus terjadi tidak hanya dati kaumnya saja, namun juga dari kalangan keluarganya. Bahkan Istri dan putranya Kan’an secara terang-terangan menolak dan menentang ajaran Nabi Nuh. Yang lebih parah lagi bahwa mereka memengaruhi orang lain untuk tidak mengikuti ajaran Nab Nuh AS. Kaumnya tidak percaya bahwa Nabi Nuh adalah utusan Allah dan meyakini bahwa Nabi Nuh hanyalah manusia biasa, tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki kelebihan apapun, bahkan tidak memiliki harta yang lebih banyak dibanding mereka dan mereka mengatakan bahwa Nabi Nuh telah berdusta. Mereka sangat merendahkan Nabi Nuh bahkan lebih daripada itu, mereka ingin mengusir beliau. Salah satu pemimpin kaum Nuh yang zalim tersebut kemudian berkata bahwa mereka akan dengan rela dan ikhlas menjadi pengikut Nabi Nuh dan taat pada ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Nuh asalkan Nabi Nuh bersedia mengikuti dengan syarat pengikut Nabi Nuh yang sudah taat dan dianggap hina karena miskin diusir. Nabi Nuh dengan tegas menolak persyaratan ini karena tidak ingin meninggalkan umatnya. Mendengar jawaban Nabi Nuh, para pemimpin kaumnya yang zalim justru merasa kesal dan balik menantang Nabi Nuh AS. Mereka meminta Nabi Nuh segera mendatangkan Azab bagi mereka bila memang mereka telah perbuat zalim dan durhaka kepada Allah SWT sebagai bukti bahwa Nabi Nuh memang benar adanya merupakan utusan Allah untuk membawa kaumnya ke jalan yang benar. Nabi Nuh kemudian merasa tidak tahu lagi cara menghadapi dan menyadarkan kaumnya sementara beliau sudah berusaha semampunya. Sehingga beliau memilih untuk berserah diri dan meminta pentunjuk pada Allah tuhan semesta alam. Akhirnya Nabi Nuh berdoa dan meminta Allah agar segera melimpahkan azab kepada kaumnya yang membangkang. Allah kemudian mendengar doa Nabi Nuh. Kisah Pembangunan dan Mukjizat Bahtera Nabi Nuh Alaihissalam Sebelum azab Allah yang amat pedih dan berat ditimpakan pada kaum Nuh berupa banjir bandang yang menenggelamkan dunia, Allah SWT memberikan petunjuk sekaligus mukjizat kepada Nabi Nuh yaitu diperintahkannya oleh Allah SWT untuk membangun sebuah bahtera yang sangat besar dan kuat. Bahtera yang mampu menampung pengikut dari kaum Nuh yang taat dan beriman kepada Allah SWT. Kisah nabi nuh bagian ini memberitahu kita tentang seberapa peduli Allah SWT kepada umatnya. Setelah mendapat petunjuk dan perintah, segera Nabi Nuh dan kaumnya yang taat membuat bahtera. Bahtera tersebut terbuat dari kayu jati. Pembuatan bahtera tersebut memerlukan waktu yang cukup lama yakni sekitar 40 tahun hingga bahtera tersebut dapat digunakan. Selama proses pembuatan bahtera itu pula kesabaran Nabi Nuh terus diuji berupa cemoohan dan hinaan dari kaumnya yang zalim. Kaum Nuh yang zalim menganggap bahwa pekerjaan pembuatan bahtera tersebut merupakan pekerjaan sia-sia dan pekerjaan orang gila. Mereka menganggap tidak ada gunanya membangun bahtera diatas bukit gurun pasir yang tandus. Jangankan banjir, hujanpun tidak ada yang turun. Akan tetapi Nabi Nuh dan pengikutnya terus membangun bahtera tanpa mempedulikan hinaan dan cemoohan kaumnya. Menurut Ibnu Abbas, seorang Thaif yang memiliki pengetahuan yang amat luas menyatakan bahwa bahtera Nuh ini memiliki ukuran panjang seluas hasta atau sekitar 550 meter dan lebar 600 hasta atau sekitar 275 meter. Bahtera tersebut terdiri dari 3 tingkat yakni tingkat pertama diperuntukkan khusus untuk hewan-hewan, tingkat ke dua untuk pengikut Nabi Nuh, dan tingkat ketiga untuk bangsa burung. Desain bahtera di bagian atasnya ditutup dengan penutup kayu agar seluruh penumpang dan isinya nantinya aman dan selamat ketika Allah melimpahkan azab kepada kaum Nuh yang durhaka kepada Allah SWT. Dinding bahtera dibuat sekuat mungkin untuk menahan derasnya air banjir yang akan membinasakan seluruh umat manusia yang zalim dan tidak beriman kepada Allah SWT. Kemudian Nabi Nuh juga berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar nantinya setelah azab diturunkan, Allah tidak membiarkan seorang dari kaum maupun pemimpinyang zalim tersebut selamat dan tetap tinggal di muka bumi. Nabi Nuh tidak ingin nantinya mereka yang selamat akan kembali menyebabkan banyak umat manusia yang tersesat, berbuat maksiat, dan akan lebih zalim lagi. Kemudian setelah bahtera Nuh selesai dibangun, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk bersiap-siap dan mengumpulkan umatnya serta perbekalan selama akan terjadinya banjir. Allah memberikan tanda berupa munculnya air dari dalam tannur atau sebuah Oven tradisional di dapur rumah Nabi Nuh. Hingga bila dimasukkan ke dalam logika, tidak mungkin sebuah oven dapat mengeluarkan sumber air. Kisah nabi nuh berikutnya tentang datangnya azab. Datangnya azab bagi Kaum Nabi Nuh yang Zalim Maka suatu hari ketika tannur di dalam dapur Nabi Nuh menunjukkan tanda-tanda keluarnya air, Nabi Nuh kemudian segera mempersiapkan diri dan membuka bahteranya. Nabi Nuh mengumpulkan umatnya yang beriman untuk segera melindungi diri dan masuk ke dalam bahtera. Nabi Nuh juga membawa segala jenis binatang berpasang-pasangan mulai dari bintang buas, burung, gajah, sapi, hingga semut. Pada hari itu pula malaikat Jibril turun ke bumi dan membantu Nabi Nuh mengumpulkan serta menggiring setiap dua binatang yang berpasangan agar nantinya setelah azab melanda seluruh dunia dan menenggelamkan daratan beserta isinya, setiap spesies binatang tidak punah dan bisa berkembang biak untuk generasi umat manusia selanjutnya. Peristiwa ini juga sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Menurut beberapa riwayat, hewan yang pertama kali dinaikkan adalah sepasang burung kakak tua sedangkan hewan terakhir yang dinaikkan adalah sepasang keledai. Diceritakan pula bahwa di pundak keledai, iblis ikut bergelantungan agar bisa masuk ke dalam bahtera Nuh dan mengganggu umat Nabi Nuh yang taat agar tidak masuk ke dalam. Peristiwa ini sudah tertulis dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 40 Istri dan putra nabi Nuh Kan’an tidak beriman bahkan turut serta emncemoh bahtera Nabi Nuh sehingga mereka tidak ikut menaiki bahtera. Hanya ada sekitar 80 orang mukmin yang masuk ke dalam bahtera. Allah SWT dengan kuasanya telah mengatur segalanya sehingga agar hewan ternak tidak dimangsa oleh hewan buas, Allah menurunkan demam kepada hewan buas tersebut hingga naluri buasnya turun. Setelah semua pengikut Nabi Nuh dan hewan-hewan masuk ke dalam bahtera, lalu pintu masuk dan seluruh pintu bahtera ditutup. Dengan kuasa Allah SWT, pemilik langit dan bumi, maka turunlah air hujan dari langit dan memerintahkan bumi mengeluarkan air dari berbagai penjuru dan celah-celah bumi. Seluruh celah bumi seolah seperti mata air yang mengeluarkan air dengan sangat deras tanpa hentinya. Air hujan yang sangat deras terjadi dan belum pernah terjadi selama bumi diciptakan termasuk pula sesudahnya sampai sekarang tidak pernah terjadi hujan deras dengan begitu hebatnya. Air lautan kemudian bergejolak dan ombak dahsyat menerpa serta menyapu bumi beserta isinya. Dalam sekejap saja debit air semakin meninggi dan terjadilah air bah yang begitu dahsyatnya yang membanjiri bumi. Seluruh permukaan bumi dipenuhi dengan air sehingga seluruh isinya tenggelam bersama kaum Nuh yang zalim. Bumi tenggelam dalam air sampai permukaan bumi tertinggi untuk pertama kalinya dan tidak pernah terjadi lagi sampai saat ini. Itulah azab berupa bencana yang Allah SWT kepadakaum Nabi Nuh yang sudah sangat menyimpang dari jalan Allah dan telah berbuat musyrik kepada Allah SWT. Putra Nabi Nuh yang tenggelam banjir Nabi Nuh dikaruniai 4 orang putra yakni putra tertua bernama Kan’an kemudian yang kedua bernama Yafith, Sam dan Ham. Putra tertua Nabi Nuh merupakan anak yang zalim dan durhaka kepada Nabi Nuh. Dia menyembunyikan rasa benci pada ayahnya sendiri dan mula-mulanya berpura-pura beriman. Bahkan dia dan ibunya yang merupakan istri Nabi Nuh sering menghina dan mencemooh Nabi Nuh. Kisah nabi nuh bagian ini cukup sedih untuk dibaca. Ketika Nabi Nuh mengumpulkan seluruh umatnya, beliau teringat akan putra tertuanya yaitu Kan’an. Beliau meminta agar Kan’an naik ke bahtera bersama pengikutnya yang lain. Namun dengan angkuhnya Kan’an menolak dan tetap pada pendiriannya tidak ingin beriman kepada Allah. Oleh karenanya, Kan’an termasuk golongan orang-orang yang merugi dan tidak diselamatkan oleh Allah SWT. Ketika air bah sudah mulai meninggi, Nabi Nuh sebagai seorang ayah terus membujuk sang anak agar menaiki bahtera dan berkata “Hai anakku, naiklah ke kapan ini agar engkau selamat dari azab Allah dan janganlah engkau masuk ke dalam golongan orang kafir” Hud 43 Akan tetapi Kanan justru menganggap bahwa bencana tersebut merupakan peristiwa alam biasa. Kan’an kemudian menjawab “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara ku dari air bah” dan di jawab pula oleh Nabi Nuh “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selai Allah saja yang Maha Penyayang.” Percakapan Nabi Nuh dan Kan’an tersebut termuat dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 43. Banjir kemudian semakin meninggi dan Kan’an tetap tidak mau masuk ke dalam kapal dan ingin menyelamatkan diri dengan cara berenang menuju puncah gunung yang belum tersentuh air. Kan’an menganggap bahwa air tidak akan sampai ke puncak gunung tersebut. namun dugaannya ternyata salah, air banjir bahkan menenggelamkan puncak gunung tertinggi sekalipun. Disela percakapan antara keduanya, muncullah gelombang besar yang memisahkan antara bahtera Nabi Nuh dengan Kan’an. Seketika Kan’an lenyap dari penglihatan Nabi Nuh. Nabi Nuh berusaha mencari keberadaan putra sulungnya akan tetapi sia-sia. Sebagai seorang ayah dan darah dagingnya, beliau sangat sedih karena putra yang amat disayanginya tenggelam oleh azab Allah. Pada saat Kan’an tenggelam, Nabi Nuh sempat memohon kepada Allah agar putranya diselamatkan karena Nabi Nuh mengingat bahwa Allah telah menjanjikan keselamatan bagi seluruh keluarganya. Nabi Nuh kemudian bertanya-tanya mengapa putranya tidak selamat dari azab tersebut dan Allah menjawab bahwa putranya telah durhaka dan bukan termasuk keluarga yang dijanjikan Allah untuk selamat. Percakapan antara Nabi Nuh dan Allah SWT dimuat dalam surah Hud yang artinya “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” QS. Hud 45. Kemudian Allah menjawab “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu yang dijanjikan akan selamat sesungguhnya perbuatannya, perbuatan yang tidak baik. sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Sesungguhnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengathuan” QS. Hud 46. Nabi Nuh kemudian menyadari kesalahannya dan segera memohon pengampunan kepada Allah SWT. Nabi Nuh kemudian mengikhlaskan kepergian putra dan istrinya yang zalim serta seluruh umatnya yang tidak percaya padanya dan lebih memilih menyembah berhala yang merupakan perbuatan musyrik yang sangat tidak disukai Allah SWT. Subhanallah, semoga dosa-dosa mereka diampuni Allah SWT. Kisah nabi nuh berlanjut dengan selamatnya bahtera nuh. Selamatnya Bahtera Nuh beserta seluruh isinya dari azab Allah SWT Sementara Allah menenggelamkan seluruh permukaan bumi dari manusia, pohon, bahkan sampai melebihi puncak gunung, Allah SWT memberikan perlindungan dan memilihara bahtera Nuh yang berlayar selama 150 hari di lautan tanpa batas sampai air banjir reda bersama umat mukmin yang beriman di dalamnya. Kapal terus berlayar hingga kaum Nuh yang zalim tidak tersisa. Setelah seluruh kaum Nuh yang zalim tenggelam, kemudian Allah memerintahkan bumi menghisap seluruh air yang dan memerintahkan langit menghentikan hujan deras yang begitu dahsyat tersebut. Maka surutlah air bah yang telah menenggelamkan bumi dan tidak menyisakan satupun kaum Nuh yang zalim selamat dari satu-satunya bencana terbesar dan berdahsyat yang pernah terjadi di bumi Allah. Setelah air banjir surut, bahtera Nabi Nuh kemudian terdampar di Gunung Judi. Di sanalah pengikut Nabi Nuh beristirahat dan memulai kehidupan baru yang damai dan bertakwa kepada Allah SWT. Banyak perselisihan pendapat yang terjadi mengenai letak gunung Judi karena beberapa sumber menyatakan bahwa gunung Judi yang dimaksud berada di Armenia, ada yang mengatakan di Irak atau di Turki. Kisah setelah Banjir dan keturunan Nabi Nuh Setelah bahtera mendarat, keluarlah Nabi Nuh beserta ketiga putranya yang bertakwa dan seluruh pengikutnya yang berjumlah 80 orang. Kemudian turun juga hewan-hewan yang selamat. Di gunung inilah terjadi kehidupan baru dengan seluruh umat yang taat dan beriman kepada Allah serta jauh dari perbuatan tercela, musyrik, dan durhaka kepada Allah SWT. Menurut riwayat, dikisahkan bahwa seluruh pengikut Nabi Nuh yang selamat dalam bahtera Nuh tersebut akan wafat dan tidak menyisakan keturunan satupun. Hanya putra-putra Nabi Nuh yakni Yafith, Sam, dan Ham yang memiliki keturunan. Hingga didapatkan kesimpulan bahwa seluruh umat manusia di muka bumi sekarang ini merupakan keturunan anak Nabi Nuh yang terbagi menjadi 3 turunan. Yafith melahirkan keturunan bangsa Rum Romawi dan kini berkembang pesat menjadi bangsa Eropa. Sam dan keuturannya yang merupakan asal usul lahirnya bangsa Arab yang kini mendiami wilayah Arab dan Timur Tengah di benua Asia Barat. Serta putra terakhir yaitu Ham menghasilkan keturunan bangsa Habasyah yang kini merupakan keturunan bangsa Afrika yang mendiami wilayah benua Afrika. Sekian pembahasan Kisah Nabi Nuh, silahkan disebarluaskan, semoga membawa manfaat bagi kita semua. Ayo bergabung dengan komunitas dan dapatkan MP3 Al-Quran 30 Juz yang menyejukkan hati.

kisah nabi nuh lengkap dari lahir sampai wafat